Sabtu, 26 Juni 2010

Lukisan Dewi "Kwan - IM"


Lukisan ini saya buat setelah melukis Ratu Kidul, atas pesanan seorang warga keturunan, Tetapi disumbangkan kembali kepada saya dan sekarang saya pajang di kamar praktek sejajar dengan lukisan teradahulu saya "Ratu Kidul".

Seputar Dewi Kwan-Im

Mula-mula Dewi Kwan Im adalah sebutan orang Chinese untuk perwujudan avalokiteshvara bodhisatva. Orang Chinese dulu sudah mengenal pengaruh dari ketiga agama (Tao, KHC dan Buddha = Tridharma/ san jiao). Di suatu masa setelah itu ada pula kerajaan kecil di daerah Miaw San dengan seorang puteri yang selain hidup melatih diri juga terkenal welas asih dan ringan tangan membantu. Oleh penduduk sekitar mereka menyebutnya dengan 'Dewi Kwan Im', dan kemudian hari dihormati dan dipuja turun temurun. Oleh sebab itu, saat ini ada dua versi rupang (replika) untuk Dewi Kwan Im Pou Sat, yakni yang di antara kedua alis ada titiknya, dengan yang polosan saja. Berdasar versi itu dikatakan yang polos adalah yang dari Chinese, perwujudan dari Puteri kerajaan tsb, sedangkan yang memakai titik adalah yang dari India. Biasanya umat vihara yang bersembahyang tidak ambil pusing dengan hal ini dan juga tidak begitu memperhatikan wajah rupang (replika). Untuk kaum tao yang menghormati dewa dewi maupun para buddha, juga memberikan penghormatan kepada Dewi Kwan Im baik yang merupakan perwujudan dari Avalokiteshvara maupun sang puteri tsb.

Lukisan Ratu Kidul


Darah seni dari Ayah, tidak dapat dipungkiri lagi mengalir secara alami ke tubuh saya. Meski hanya dengan cat dan kuas seadanya saya mencoba untuk mengembangkan imajinasi atas sosok tokoh legendaris dan mistis penguasa Laut Selatan yang sering disebut sebagai "Ratu Kidul".

Seusai melukis Ratu Kidul yang hanya saya selesaikan dalam waktu semalam energi saya terasa terkuras habis hingga keesokan harinya saya tidak terima pasien. Bersamaan dengan selesainnya lukisan ini, percaya atau tidak telah membawa korban kecil antara lain; burung perkutut putih saya mati mendadak, ular peliharaan sebesar lengan dan panjang kira-kira 2 m juga ikutan mati mendadak.
Seputar Ceritera Ratu Kidul
Terdapat berbagai macam versi mitos Kangjeng Ratu Kidul antara lain berdasarkan cerita pujangga Yosodipuro. Di kerajaan Kediri, terdapat seorang putra raja Jenggala yang bernama Raden Panji Sekar Taji yang pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari daerah kekuasaan baru. Pada masa pencariannya sampailah ia di hutan Sigaluh yang didalamnya terdapat pohon beringin berdaun putih dan bersulur panjang yang bernama waringin putih. Pohon itu ternyata merupakan pusat kerajaan para lelembut (mahluk halus) dengan Sang Prabu Banjaran Seta sebagai rajanya.

Berdasarkan keyakinannya akan daerah itu, Raden Panji Sekar Taji melakukan pembabatan hutan sehingga pohon waringin putih tersebut ikut terbabat. Dengan terbabatnya pohon itu si Raja lelembut yaitu Prabu Banjaran Seta merasa senang dan dapat menyempurnakan hidupnya dengan langsung musnah ke alam sebenarnya. Kemusnahannya berwujud suatu cahaya yang kemudian langsung masuk ke tubuh Raden Panji Sekar Taji sehingga menjadikan dirinya bertambah sakti.

Alkisah, Retnaning Dyah Angin-Angin adalah saudara perempuan Prabu Banjaran Seta yang kemudian menikah dengan Raden Panji Sekar Taji yang selanjutnya dinobatkan sebagai Raja. Dari hasil perkawinannya, pada hari Selasa Kliwon lahirlah putri yang bernama Ratu Hayu. Pada saat kelahirannya putri ini menurut cerita, dihadiri oleh para bidadari dan semua mahluk halus. Putri tersebut diberi nama oleh eyangnya (Eyang Sindhula), Ratu Pegedong dengan harapan nantinya akan menjadi wanita tercantik dijagat raya. Setelah dewasa ia benar-benar menjadi wanita yang cantik tanpa cacat atau sempurna dan wajahnya mirip dengan wajah ibunya bagaikan pinang dibelah dua. Pada suatu hari Ratu Hayu atau Ratu Pagedongan dengan menangis memohon kepada eyangnya agar kecantikan yang dimilikinya tetap abadi. Dengan kesaktian eyang Sindhula, akhirnya permohonan Ratu Pagedongan wanita yang cantik, tidak pernah tua atau keriput dan tidak pernah mati sampai hari kiamat dikabulkan, dengan syarat ia akan berubah sifatnya menjadi mahluk halus yang sakti mandra guna (tidak ada yang dapat mengalahkannya).

Setelah berubah wujudnya menjadi mahluk halus, oleh sang ayah Putri Pagedongan diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memerintah seluruh wilayah Laut Selatan serta menguasai seluruh mahluk halus di seluruh pulau Jawa. Selama hidupnya Ratu Pagedongan tidak mempunyai pedamping tetapi ia diramalkan bahwa suatu saat ia akan bertemu dengan raja agung (hebat) yang memerintah di tanah Jawa. Sejak saat itu ia menjadi Ratu dari rakyat yang mahluk halus dan mempunyai berkuasa penuh di Laut Selatan.

Kekuasaan Ratu Kidul di Laut Selatan juga tertulis dalam serat Wedatama yang berbunyi:

Wikan wengkoning samodra,
Kederan wus den ideri,
Kinemat kamot hing driya,
Rinegan segegem dadi,
Dumadya angratoni,
Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,
Ndedel nggayuh nggegana,
Umara marak maripih,
Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda.
(Walahualam Bisawab).

Kyai Brongot Setan Kober


Keris Kyai Brongot Setan Kober ini yang sering dipakai Mbah Loreng untuk menambah energi beliau dalam menarik benda pusaka jarak jauh.

Keris ini energinya juga dipakai untuk membantu dalam pengambilan susuk, energi negatif dalam tubuh dan bahkan operasi pasien seperti ; sinusitis, kanker rahim, kanker payudara, tumor, dll ( cara Mbah Loreng). Tentunya keris hanya sebuah media, dimana permintaan kesembuhan pasien hanya karena izin Allah /Tuhan Yang Maha Esa.
Seputar Brongot Setan Kober

Kyai Setan Kober adalah nama keris milik Adipati Jipang, Arya Penangsang. Keris ini dikenakan pada waktu ia perang tanding melawan Sutawijaya.

Kisah

Suatu saat tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai. Arya Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus bertempur. Saat berikutnya , Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera penuntaskan perang tanding tersebut, dengan mencabut keris dari dalam wrangka atau ngliga keris (menghunus), dan tanpa sadar bahwa wilah(an) atau mata keris Kyai Setan Kober langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya. Ia tewas seketika.

Sutawijaya terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati, dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini (Wiki Pedia).

TIM Spiritual FPMP


Mbah Loreng juga pernah menjadi TIM Spiritual Fron Pembela Merah Putih. Surat Keterangan ini dimaksutkan untuk membantu mempermudah kiprah mbah Loreng dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Bukti Pengakuan Jasa Mbah Loreng


Surat Keterangan dari Dewan Penasehat SOKSI ini adalah bukti pengakuan atas jasa Mbah Loreng (Ki Susilo Raharjo)dalam menjalankan darmanya menolong memintakan kesembuhan untuk sesama, mulai dari rakyat kecil sampai dengan petinggi negara.

Hubungi Saya

Jl. Margonda Raya
Perum Pesona Depok Blok BA No.15 Depok.
Masuk ke Perumahan Lewat Depan Terminal Depok,
samping Plaza Depok
Hp. 0819.0581.0299, 0818.66.1953

Deteksi Energi


endeteksian energi bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan mencabut sehelai rambut pasien.

Ki Susilo raharjo juga menolong penyembuhan berbagai penyait seperti :

-Kanker rahim
-Tumor
-Orang Stres
-Sakit Gula
- Asam Urat
-Mata silinder
- Kena Tenung, Santhet dsb
-Pengambilan susuk
-Perbaikan energi negatif; rumah, pabrik dll.
-Menerima Ruwatan.

Totok Kaki


Salah satu asisten Ki Susilo Raharjo sedang menotok kaki pasien, untuk memberikan pertolongan penyembuhan. Biasanya pasien dideteksi dulu penyakitnya oleh Ki Susilo, kemudian di berikan resep jenis tanaman yang harus dicari untuk direbus dan diminum, selain itu proses penyembuhannya juga melalui teknik pijatan pada kaki pasien.

Menyembuhkan Penyakit


Penyembuhan berbagai penyakit dengan tekni totok, biasanya dilakukan oleh seorang asisten.

Ki Susilo hanya mendeteksi titik-titik mana yang sakit dengan menandai gambar anatomi tubuh. Pasien membawa gambar hasil deteksi dan Asisten tinggal memijit sesuai gambar.

Dalam gambar sudah diberi nama sesuai dengan nama pasien, lengkap dengan resep ramuan (tanaman Obat) yang harus di cari sendiri, atau biasanya ada juga yang menyerahkan ke Ibu Susilo dan pulang sudah membawa godogan jamu dimaksud.

Liong dan Giok


Ini adalah wujud seutuhnya naga Liong yang membelit Bola Giok berwarna hijau sudah lengkap dengan papan kayunya.

Bola Giok ini berukuran sebesar bola tenis.

Liong dan Giok 3


Kepala Liong nampak berwarna emas muncul dari dada pemuda keturunan, setelah berdiri dari telungkup.

Liong ini masih panas, menempel didada sulit dilepaskan. untuk itu Ki Susilo mengambil air membasahi dada pemuda tersebut dan akhirnya Liong terlepas dari dada dengan meninggalkan bekas merah di dada.

Liong dan Giok 2


Masih dalam tahap persiapan pengeluaran energi.

Dibantu oleh seorang asisiten agar Ki Susilo Raharjo tidak banyak mengeluakan tenaga.

Liong Dan Giok 1


Proses Pengambilan Liong dan Giok yang berada di dalam tubuh seorang Pemuda keturunan.

nampak ki Susilo Raharjo menempelkan ikan segar di punggung pasien sebagai sesaji.

Pengambilan energi positif ini terbuka untuk dilihat bersama, bukan dilakukan dalam kamar tertutup. ("transparan"/bukan trik).

Pengambilan Jarak Jauh


Salah satu bukti pengambilan energi jarak jauh. Tombak ini berasal dari Gunung Lawu yang bernama "Singo Lawu Jaya Dilogo" Dengan Media tongkat Komando kayu liwung.Tombak ini luk 5 berhiaskan singa kembar berlapis emas. Persyaratan :- Kembang Cepogo 3- Kembang Kantil 7- Kembang Melati tumpuk 9.

Keris Panjang


Keris ini panjangnya 70 cm dengan luk 19, bergambar ular berkepala manusia dan ber"ukiran" (tangkai) kepala Singa.Sebelum menjadi keris, pusaka ini keluar dari perut Mbak Intan (Pati, Jateng) berupa seekor ular sebesar lengan manusia dewasa.Ular ini sempat bebrapa bulan dipelihara yang punya tetapi karena tidak mau makan, akhirnya mati dan energinya menjadi keris seperti nampak dalam gambar.

Pengambilan Naga Liong


Manusia hidup kadang di bebani energi positif maupun negatif dalam tubuh. Energi negatif seperti kena tenung, santhet, teluh dsb, sedangkan energi positif bisa berupa benda pusaka dll.Tidak bermaksud pamer, tetapi saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk yang membutuhkan darma saya.

Gambar ini adalah Naga Liong kembar dengan bola api terbuat perunggu yang keluar dari perut seorang chines.Sebelumnya Chines ini sering merasa panas badanya meski tidur du kamar AC dengan suhu terendah. Berani mengambil keputusan meski beresiko tinggi, setelah diambil energi positifnya sekarang sudah tidak kepanasan lagi.

Naga Liong ini tadinya akan di wujudkan dalam keadaan hidup, tetapi menimbang perawatanya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit, akhirnya diputuskan untuk diwujudkan dalam bentuk benda.

Bakat Yang Terpendam


Darah seni yang mengalir dari ayah rupanya membawa saya untuk mengikuti jejaknya, saya juga pernah menjadi pemain wayang opang, kethoprak, sendratari dan Guru tari. Selain itu pernah menjadi produser Tari dan pemeran utama pada "Tonil Meriang" Tahun 2004. Kru produser Film Majapahit dan beberapa kali ikut bermain dalam sinetron “hidayah” yang ditayangkan TPI, RCTI dan SCTV sebagai pemain piguran. Pernah bermain dengan pelawak Thukul dalam judul “Provokator Penjual Bakso Tikus”. Tayangan “Warung Kopi” di Lativi saat pengambilan energi di KBN Cilincing Jakarta Timur. Disamping itu pernah juga menjadi kuli bangunan, penjual rokok, pelukis poster Film, guru tari bahkan desainer. Itu adalah masa lalu, yang di jalani dengan penuh keiklasan dan sekarang lebih fokus pada kegiatan darma, menolong bagi yang membutuhkan pertolongan.

Tentang Saya


Saya lahir di pinggiran kali Ngelo jam 06.00 WIB, Magelang 1 Januari 1967, dari pasangan Bapak R. Atmodiharjo dengan Ibu Karsinah. Bapak adalah salah satu abdi dalem Keraton yang juga seniman Dalang, wayang orang, kethoprak dan pelukis. Bakat tersebut yang sekarang saya warisi. Beranjak dewasa saya pindah ke Ambarowo mengikuti ayah selagi bertugas, karena Bapak adalah tentara Heiho dan pensiun sebagai Kepala Stasiun Nguter Ambarowo. Riwayat pendidikan saya; SMP di Amabarowo kemudian meneruskan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Vedelis Yogyakarta, IKIP 17 Yogyakarta serta sempat beberapa semester di ASKI/ISI Yokyakarta.

Jumat, 25 Juni 2010

Susilo Raharjo




Manusia itu pada dasarnya dilahirkan dengan bekal yang sama. Perbedaannya terletak pada kemampuan untuk mempergunakan dan mengasah bekal tadi. Meski demikian tak seorang pun manusia didunia ini yang sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah .SWT. Untuk itu sebaiknya manusia tetap sadar akan kekurangannya. Rasa adigang-adigung-adiguna tidak akan berarti apap-apa dihadapanNYA.

Ada kata-kata bijak tinggalan leluhur kita "OJO DUMEH". Meski kalimat pendek tetapi mengandung arti yang sangat dalam. Jangan sekali-kali manusia berlagak sok, sombong, hanya karena pintar, hanya karena kaya , hanya karena berkuasa dsb. Kalimat itu adalah pepali para leluhur kita, yang jika kita renungkan dan amalkan niscaya akan membawa keselamatan.